SMA Negeri 1 Omben Kab. Sampang

Penerapan Model Pembelajaran PBL

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Keterampilan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal HOTS

(berdasarkan pengalaman PPL PPG Daljab Kategori 1 UGJ Tahun 2022)

Devi Yuliastin Lestari, S.Pd

deviyuliastinlestari@gmail.com

Situasi

Pembangunan abad 21 memandang peradaban sebagai kekayaan sehingga menghasilkan manusia sebagai pelaku atau produsen, sumber daya manusia (SDM) dan peradaban sebagai modal pembangunan, dan pembangunan kesejahteraan berbasis peradaban. Hal ini berimplikasi pada cara dan pendekatan mengajar guru di kelas. Perubahan paradigma belajar di kelas tersebut menjadi sebuah tuntutan yaitu: 1. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber yang tersedia di mana saja dan kapan saja melalui mengamati dan bukan diberi tahu. 2. Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah dengan melatih kemampuan bertanya, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab melalui bantuan mesin (komputer) yang dapat menyajikan dan memproses data dengan cepat. 3. Pembelajaran diarahkan untuk memotivasi peserta didik dan melatih berfikir analitis (mengambil keputusan) bukan berfikir mekanis (rutin) yang dapat dilakukan oleh mesin yang terprogram. 4. Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah sehingga dapat mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan baik cara perolehan dan kegunaan informasi tersebut (Kemendikbud, 2014).

Situasi ini berbeda dengan kondisi di kelas dimana guru masih mengajar dengan metode konvensional yang teacher oriented dan kurang melibatkan peserta didik dalam penyelesaian masalah. Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis TPACK juga masih kurang. Guru juga belum sepenuhnya menerapkan model pembelajaran inovatif di kelas. Hal ini menyebabkan rendahnya minat belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi yang terlihat dari kurangnya perhatian peserta didik saat pembelajaran. Peserta didik cenderung pasif saat mengikuti pembelajaran. Peserta didik juga tampak lesu dan kurang senang pada sub materi masalah ekonomi klasik dan modern yang bersifat teoritis dan hafalan. Berdasarkan kondisi tersebut, menjadi suatu hal yang penting untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penerapan metode pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tantangan abad 21 dan pemanfaatan media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.

Berdasarkan hasil kajian literatur dan wawancara dengan kepala sekolah dan pakar pendidikan, guru menetapkan untuk menggunakan model pembelajaran problem based learning.  Melalui model pembelajaran problem based learning maka peserta didik akan belajar memecahkan suatu masalah berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Peserta didik belajar mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif dan motivasi internal peserta didik untuk belajar serta mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Guru juga memilih menggunakan video pembelajaran dan power point interaktif  sebagai media pembelajaran berbasis TPACK yang menarik bagi peserta didik. Praktik pembelajaran ini juga penting untuk dibagikan mengingat sebagian guru masih mengalami permasalahan yang serupa saat mengajar di kelas.

Tantangan

Adapun tantangan yang dihadapi guru diantaranya 1) guru kesulitan menerapkan sintaks model pembelajaran  problem based learning karena guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran ini. 2) Peserta didik belum terbiasa memecahkan permasalahan. 3) Guru kesulitan untuk  merumuskan pertanyaan atau permasalahan yang kontekstual dengan kehidupan nyata. 4) Guru kesulitan untuk membuat video pembelajaran. Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru mencari informasi atau literatur terkait model pembelajaran problem based learning. Guru mempelajari sintaks dalam pembelajaran problem based learning. Guru menyusun pertanyaan atau permasalahan kontekstual terkait sub materi masalah ekonomi klasik dan modern. Guru juga belajar untuk membuat video pembelajaran dengan menggunakan aplikasi filmora. Serta guru memotivasi peserta didik bahwa mereka mampu untuk belajar memecahkan permasalahan.

Pelaksanaan pembelajaran ini diikuti oleh dua puluh peserta didik dari kelas X IPS. Dalam pelaksanaannya, guru dibantu oleh operator terutama untuk mengoperasikan aplikasi CBT saat pelaksanaan post test. Pembelajaran juga dihadiri oleh rekan guru yang mengamati pembelajaran guna memberikan evaluasi dan masukan kepada guru. Juga dihadiri oleh wakasek kurikulum (mewakili kepala sekolah) sebagai supervisor.

Aksi

Menurut Suci Trismayanti (2019) strategi guru dalam meningkatkan minat belajar peserta didik yaitu menciptakan lingkungan kelas bebas ancaman, mengubah suasana belajar, menggunakan model pembelajaran yang beranekaragam, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara berkelompok, mendorong mereka untuk merefleksikan diri, memberikan feedback, menawarkan hadiah dan membuat kelas menjadi menyenangkan. Dalam hal ini, guru memberikan rangsangan kepada peserta didik melalui pemanfaatan media pembelajaran yang menarik, menggunakan alat bantu media digital berupa video pembelajaran dan power point interaktif. Video pembelajaran dibuat dengan menggunakan gambar kartun dan bahasa yang sesuai dengan usia peserta didik.

Guru memilih model pembelajaran problem based learning sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar dari sub materi masalah ekonomi klasik dan modern. Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh guru pada pelaksanaan aksi ini diantaranya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang berbasis TPACK,  mendesain media video pembelajaran dan power point interaktif,  menyusun bahan ajar, menyusun lembar kerja peserta didik, menyusun instrumen dan rubrik penilaian, menyusun kisi-kisi penulisan soal post test  dan menyusun soal post test.

Guru juga menyiapkan sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan praktik pembelajaran. Adapun sumber daya yang digunakan adalah laptop, LCD, layar proyektor, handphone, speaker,  papan tulis, boardmarker, jaringan internet dan buku ekonomi kelas X. Guru dibantu oleh berbagai pihak demi kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan pembelajaran ini.

 

Refleksi Hasil dan Dampak

Praktik pembelajaran ini dapat terlaksana dengan baik berkat bimbingan dari dosen dan guru pamong serta dukungan dari kepala sekolah dan rekan guru. Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan memanfaatkan media video pembelajaran dan power point interaktif mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menarik perhatian peserta didik, melatih peserta didik untuk bekerja secara berkelompok,  meningkatkan antusiasme dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Hal ini tampak dari respon peserta didik saat pembelajaran dimana peserta didik tampak antusias dan perhatian dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik aktif bertanya dan merespon pemaparan yang disampaikan oleh kelompok lain. Peserta didik ikut serta dan bekerjasama dalam diskusi kelompok, pembagian tugas oleh ketua kelompok terdistribusi dengan baik sehingga mampu mengikutsertakan semua peserta didik dalam kegiatan diskusi kelompok meskipun ada siswa yang sangat aktif, siswa yang cukup aktif dan siswa yang kurang aktif. Namun sebagian besar sudah aktif dalam pembelajaran. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil pemecahan masalah dengan kritis dan penuh tanggung jawab.

Pemberian soal HOTS saat post test juga membantu peserta didik untuk berpikir kritis. Meskipun masih sedikit dari peserta didik yang nilainya memenuhi KKM, namun sudah ada perkembangan yang lebih baik. Penilaian post test menggunakan aplikasi  CBT, membuat peserta didik lebih jujur dalam mengerjakan, hasil ujian dapat dilihat lebih cepat dan akurat.

Respon dari kepala sekolah pada kegiatan praktik pembelajaran sangat positif dan mendukung, sehingga diharapkan dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran berikutnya di SMAN 1 Omben. Rekan guru juga memberikan dukungan bahkan sebagian ada yang ingin meniru penerapan model pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran yang diampunya.  Respon dari peserta didik juga bagus bahkan ada yang menyampaikan ingin belajar lagi dengan model pembelajaran yang sama untuk pembelajaran selanjutnya. Peserta didik merasa tertarik dan tertantang untuk memecahkan permaslahan. Dari pembelajaran ini, mulai tampak kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis sebagai modal awal untuk menyelesaikan soal HOTS.

Dengan keberhasilan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dukungan serta kerjasama dari semua pihak dan pemilihan model pembelajaran  problem based learning dengan dipadukan media pembelajaran TPACK yang menarik dapat meningkatkan minat belajar  dan keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS.

 

Referensi :

Akrim. (2021). Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa (Belajar PAI Mencetak Karakter Siswa). KUMPULAN BUKU DOSEN . Retrieved from https://publication.umsu.ac.id/index.php/bk/article/view/797

Kemendikbud. (2014). Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 Kurikulum 2013 11d. PMP EKON-minat SMA.pdf

Trismayanti, S. (2020). Strategi Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar . Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam, 17(2), 141-158. https://doi.org/10.35905/alishlah.v17i2.1045

Tinggalkan komentar